Inovasi Program Kesiapsiagaan PMI Hadapi Beragam Ancaman Bencana

Admin_pmibali/ Juli 5, 2025/ PMI

Sebagai negara yang rawan bencana, Indonesia membutuhkan upaya kesiapsiagaan yang adaptif dan terus berkembang. Palang Merah Indonesia (PMI) secara konsisten melakukan inovasi program untuk menghadapi beragam ancaman bencana, dari gempa bumi hingga hidrometeorologi. Inovasi program ini bukan hanya tentang teknologi baru, tetapi juga melibatkan peningkatan kapasitas relawan, pendekatan berbasis komunitas, dan kolaborasi multi-pihak. Tujuannya adalah membangun ketahanan masyarakat yang lebih tangguh dan responsif.

Salah satu inovasi program yang diterapkan PMI adalah penggunaan teknologi dalam pemetaan risiko dan peringatan dini. Pada Februari 2025, PMI Provinsi Jawa Barat meluncurkan aplikasi mobile “Siaga Bencana Jabar” yang memungkinkan masyarakat melaporkan kejadian bencana secara real-time dan mengakses informasi jalur evakuasi terdekat. Aplikasi ini juga terintegrasi dengan data BMKG untuk peringatan dini cuaca ekstrem. Manajer Penanggulangan Bencana PMI Jabar, Bapak Dr. Irwan Maulana, menjelaskan bahwa aplikasi ini merupakan langkah maju dalam meningkatkan partisipasi masyarakat dalam kesiapsiagaan.

Selain itu, PMI juga mengembangkan inovasi program pelatihan yang lebih spesifik dan disesuaikan dengan karakteristik bencana di setiap daerah. Misalnya, di wilayah pesisir, pelatihan difokuskan pada mitigasi tsunami dan evakuasi laut. Pada April 2025, PMI Kabupaten Pangandaran mengadakan pelatihan simulasi evakuasi tsunami yang melibatkan nelayan dan warga pesisir. Pelatihan ini juga melibatkan tim SAR dari Basarnas dan Satuan Polisi Airud Polres Pangandaran, yang memberikan materi tentang penyelamatan di perairan. Kegiatan yang berlangsung pada hari Sabtu, 26 April 2025, ini bertujuan untuk memastikan setiap warga tahu langkah-langkah penyelamatan diri dan orang lain saat terjadi ancaman tsunami.

Melalui berbagai inovasi program ini, PMI tidak hanya memperkuat kemampuan internalnya, tetapi juga memberdayakan masyarakat untuk menjadi subjek aktif dalam upaya kesiapsiagaan bencana. Pendekatan ini adalah kunci untuk mengurangi kerentanan dan memastikan bahwa setiap individu dan komunitas memiliki pengetahuan serta keterampilan yang cukup untuk melindungi diri dan sesama saat bencana datang.

Share this Post