Demam Tifoid Mengancam: Kenali Penyebab dari Makanan Terkontaminasi dan Gejalanya
Penyakit demam tifoid, atau yang sering disebut tifus, masih menjadi ancaman kesehatan serius, terutama di negara berkembang. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi yang umumnya menular melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi. Penting sekali untuk mengenali penyebab dan gejalanya agar penanganan bisa dilakukan secara cepat dan tepat.
Gejala demam tifoid seringkali dimulai dengan demam tinggi yang berangsur-angsur meningkat setiap hari. Demam bisa mencapai 39-40 derajat Celcius dan disertai dengan sakit kepala, kelelahan, serta nyeri otot. Jangan anggap remeh gejala ini; konsultasi medis segera sangat diperlukan untuk diagnosis dini.
Penyebab utama penularan demam tifoid adalah konsumsi makanan atau minuman yang tercemar feses dari penderita. Ini bisa terjadi karena sanitasi yang buruk, atau penjamah makanan yang tidak mencuci tangan dengan bersih. Lalat juga dapat berperan sebagai vektor penyebaran bakteri yang berbahaya ini.
Selain demam, gejala lain yang umum menyertai demam tifoid meliputi diare atau sembelit, mual, muntah, dan kehilangan nafsu makan. Pada beberapa kasus, muncul bintik-bintik merah muda di kulit (rose spots). Perut kembung atau nyeri juga sering dikeluhkan oleh penderita.
Pencegahan demam tifoid sangat krusial. Salah satu cara paling efektif adalah menjaga kebersihan pribadi dan lingkungan. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir sebelum makan, setelah menggunakan toilet, dan sebelum mengolah makanan. Ini adalah langkah sederhana namun berdampak besar pada kesehatan.
Pastikan juga air minum yang dikonsumsi sudah dimasak hingga mendidih atau menggunakan air kemasan yang terjamin kebersihannya. Hindari mengonsumsi es batu dari sumber yang tidak jelas. Makanan harus dimasak hingga matang sempurna, terutama daging dan telur. Buah dan sayur harus dicuci bersih sebelum dikonsumsi.
Jika Anda menduga terinfeksi demam tifoid, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat. Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan tes laboratorium untuk memastikan diagnosis. Jangan mencoba mengobati sendiri, karena penanganan yang salah justru bisa memperparah kondisi dan menyebabkan komplikasi serius.
Pengobatan demam tifoid umumnya melibatkan pemberian antibiotik yang diresepkan oleh dokter. Penting untuk mengonsumsi antibiotik sesuai dosis dan durasi yang dianjurkan, meskipun gejala sudah membaik. Menghentikan pengobatan terlalu cepat bisa menyebabkan kekambuhan atau resistensi bakteri.